Minggu, 06 Maret 2016

Sisi Wanita Dalam Menghadapi MEA ( Masyarakat Ekonomi ASEAN )


Pada tahun 2003, pemimpin negara-negara ASEAN mengadakan pertemuan di Bali. Pertemuan ini melahirkan kesepakatan atas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 atau ASEAN Economic Community (AEC) 2015 yang menciptakan relasi dan persaingan tanpa batas. Dengan konsekuensi terciptanya pasar tunggal dan bebas yang juga berarti bebasnya aliran barang, jasa, modal, investasi dan tenaga kerja. Setiap negara didorong untuk berkompetisi secara bebas dalam menentukan positioning, khususnya di bidang ekonomi.

Perlu diketahui bahwa, sebagian besar pelaku home industry dan UKM di Indonesia adalah wanita. Sebanyak 60% pelaku UKM di Indonesia adalah wanita. Tentu dapat dibayangkan bagaimana imbasnya kebijakan ini terhadap wanita, akan semakin menumpuknya jumlah pengangguran wanita.


Liberalisasi pasar tenaga kerja yang pada akhirnya hanya akan memperhadapkan wanita pada situasi dilematis; antara menjadi pengangguran atau menjadi tenaga kerja murah.

Dengan demikian beban mereka malah akan semakin bertambah. Karena, disamping harus melaksanakan peran domestiknya sebagai ibu dan manager rumah tangga, merekapun dituntut memikul peran ganda (double burden) untuk berpikir dan bertanggungjawab terhadap ekonomi keluarga.

#lingkupwanita 
#banggajadiwanita
 #wanitastrong
 #iniwanita 
#wanita


Tidak ada komentar:

Posting Komentar