Masalah perempuan politik memang selalu menarik untuk dibahas. Walaupun terdapat quota 30% bagi keterwakilan prempuan di parlemen, namun jumlah itu belum juga terpenuhi. Belakangan, kualitas perempuan di parlemen malah banyak dipertanyakan.
Apa yang menyebabkan perempuan sering tersingkir dalam persaingan politik? Ditengarai, kaum hawa tidak begitu berambisi pada kekuasaan. Sebaliknya, dunia politik akan menutup pintu bagi orang-orang yang suka mengalah.Merupakan fakta bahwa seberapa banyaknya kuota keterwakilan wanita di lembaga legislatif, namun jika kesiapan perempuan memasuki dunia politik masih kurang, maka ketenuan kuota jadi mubazir, dan kelewat dipaksakan.
Banyak yang menyebutkan bahwa dunia politik adalah dunia yang keras. Ada juga yang berpendapat bahwa dunia politik merupakan dunia kelicikan. Sebenarnya, politik bukan dunia licik, namun lebih pada ajang adu taktik. Jika tampak licik, hal itu lebih melekat pada ulah pelakunya, dan bukan politik itu sendiri.
Perempuan dan politik merupakan dua kutub yang berbeda, namun, walaupun tidak banyak, ada juga kaum hawa yang meraih kesuksesan di dunia ini. Artinya, jika mau, perempuan akan mampu unjuk gigi. Sebaliknya, kalau kemauan itu masih menjadi barang langka, maka perempuan dan politik akan selamanya bertolak belakang.
Credit: http://tentangwanita.com/dunia-wanita/perempuan-dan-politik-dunia-yang-bertolak-belakang.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar