Minggu, 06 Maret 2016

Eksistensi Wanita di Era MEA ( Masyarakat Ekonomi ASEAN )



Munculnya MEA, seharusnya menjadikan wanita lebih berpikir kritis. Sehingga, mampu mempersiapkan diri untuk menghadapi MEA. Di antaranya, dengan cara memotivasi dan meningkatkan kemampuan diri. Di samping itu, wanita juga harus memahami kodratnya serta mampu mempertahankan nilai-nilai budaya timur.
Dalam menghadapi pasar bebas yang diadakan oleh MEA, seorang wanita tidak boleh berpangku tangan, tetapi terus melakukan aktivitas dan kegiatan profesi maupun sosial budaya. Wanita Indonesia harus meneladani founding mother RA Kartini yang selama ini telah mampu berjuang mempertahankan eksistensi wanita sampai sekarang.
Harapannya, segala sesuatu yang ada pada founding mother kita, dapat diimplementasikan oleh wanita zaman sekarang dengan melakukan kegiatan profesi di segala bidang. Dengan bekerja tak hanya dalam ranah domestik, akan tetapi juga mampu bekerja di luar.
Terlebih dalam hal karier dan profesi,  zaman sekarang  tidak memandang siapa yang mengerjakan pria atau wanita. Banyak wanita yang berprofesi menjadi dosen, gubernur, wali kota, bupati bahkan presiden.

Dengan kemampuan wanita yang memiliki skill dan pengalaman yang memadai. Tak dapat dipungkiri eksistensi wanita yang notabene seorang yang pekerja keras. Mampu mengadapi persaingan MEA.
#lingkupwanita #banggajadiwanita #wanitastrong #iniwanita #wanita
Credit: http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/mea-dan-eksistensi-kaum-perempuan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar