Munculnya MEA, seharusnya
menjadikan wanita lebih berpikir kritis. Sehingga, mampu mempersiapkan diri
untuk menghadapi MEA. Di antaranya, dengan cara memotivasi dan meningkatkan
kemampuan diri. Di samping itu, wanita juga harus memahami kodratnya serta
mampu mempertahankan nilai-nilai budaya timur.
Dalam
menghadapi pasar bebas yang diadakan oleh MEA, seorang wanita tidak boleh
berpangku tangan, tetapi terus melakukan aktivitas dan kegiatan profesi maupun
sosial budaya. Wanita Indonesia harus meneladani founding mother RA Kartini
yang selama ini telah mampu berjuang mempertahankan eksistensi wanita sampai
sekarang.
Harapannya,
segala sesuatu yang ada pada founding mother kita, dapat diimplementasikan oleh
wanita zaman sekarang dengan melakukan kegiatan profesi di segala bidang.
Dengan bekerja tak hanya dalam ranah domestik, akan tetapi juga mampu bekerja
di luar.
Terlebih
dalam hal karier dan profesi, zaman sekarang tidak memandang siapa
yang mengerjakan pria atau wanita. Banyak wanita yang berprofesi menjadi dosen,
gubernur, wali kota, bupati bahkan presiden.
Dengan
kemampuan wanita yang memiliki skill dan pengalaman yang memadai. Tak dapat
dipungkiri eksistensi wanita yang notabene seorang yang pekerja keras. Mampu
mengadapi persaingan MEA.
#lingkupwanita #banggajadiwanita #wanitastrong #iniwanita #wanita
Credit: http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/mea-dan-eksistensi-kaum-perempuan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar