3. Dipoligami Suami Pada 12 November 1903 silam, Kartini diharuskan menikah oleh orang tuanya. Ia menikah dengan Raden Adipati Joyodiningrat, yang telah memiliki tiga istri. Keadaan ini menjadikan Kartini sebagai seorang perempuan yang dipoligami.
4. “Habis Gelap Terbitlah Terang” Bukanlah Sebuah BukuSebenarnya, “Habis Gelap Terbitlah Terang” bukanlah sebuah buku. Mr. J.H. Abendanon, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda, mengumpulkan surat-surat yang pernah dikirimkan Kartini pada teman-temannya di Eropa. Surat-surat milik Kartini itu kemudian dikenal oleh banyak orang dalam wujud buku.
5. Kumpulan Surat Kartini Mulanya Tak Berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”Berdasarkan “Engineers of Happy Land: Perkembangan Teknologi dan Nasionalisme di Sebuah Koloni” karya Rudolf Mrazek, kumpulan surat Kartini mulanya tidak berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Kumpulan surat itu mulanya berjudul “Dari Gelap Menuju Terang”. Barulah tahun 1922, seperti disebutkan situs Pemerintah Daerah D.I. Yogyakarta, Balai Pustaka menerbitkannya dalam Bahasa Melayu dengan judul “Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran”. Lalu, tahun 1938, juga diterbitkan “Habis Gelap Terbitlah Terang” versi Armijn Pane, seorang sastrawan Pujangga Baru.
Credit: https://www.selasar.com/politik/5-fakta-unik-tentang-ra-kartini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar